TRENGGALEK – Tak Puas dengan Janji-janji manis Bupati,
Senin 2 april hampir Seribu orang warga
Kecamatan Munjungan mendatangi pendopo kabupaten trenggalek guna menuntut
perbaikan ruas jalan arteri yang menghubungkan daerah mereka dengan Kecamatan
Kampak.
"Aksi massa yang cukup banyak menimbulkan anarkisme yang tak dapat di bendung.
Menurut koordinator aksi, Sukaji, ketegangan sempat terjadi lantaran massa jengkel karena tidak segera ditemui bupati. Akibatnya, sebagian massa melakukan provokasi dengan mengamuk dan memecahkan pot-pot bunga serta lampu taman yang berada di lingkungan pendopo maupun alun-alun. Malahan Pot-pot Dari rekan-rekan media yang tergabung dalam AWM-T (Asosiasi Wartawan Mingguan Trenggalek) Juga menjadi korban keganasan amuk massa hingga hancur dan tak tersisa satu pun.
"Aksi massa yang cukup banyak menimbulkan anarkisme yang tak dapat di bendung.
Menurut koordinator aksi, Sukaji, ketegangan sempat terjadi lantaran massa jengkel karena tidak segera ditemui bupati. Akibatnya, sebagian massa melakukan provokasi dengan mengamuk dan memecahkan pot-pot bunga serta lampu taman yang berada di lingkungan pendopo maupun alun-alun. Malahan Pot-pot Dari rekan-rekan media yang tergabung dalam AWM-T (Asosiasi Wartawan Mingguan Trenggalek) Juga menjadi korban keganasan amuk massa hingga hancur dan tak tersisa satu pun.
Selain itu, pengunjuk rasa juga
membakar dan merusak puluhan kursi pertemuan yang berada di pendopo kabupaten.
Massa yang mayoritas laki-laki ini juga mencoret-coret pagar pendopo dengan
tulisan yang menghujat Bupati Trenggalek, Mulyadi.
"Mulyadi, mana janjimu waktu kampanye, jangan hanya omong kosong," seru pengunjuk rasa.
Demi mencegah tindakan yang lebih anarkis, seratus lebih personel kepolisian Trenggalek dibantu jajaran Satpol PP berusaha menghalau massa yang terus merangsek menuju ke dalam pendopo.
Namun langkah yang diambil polisi terkesan terlambat, terbukti peralatan antihuru-hara baru disiapkan ke lokasi setelah aksi perusakan mulai terjadi.
"Jumlah personel kami sudah cukup karena ada 150 anggota yang diterjunkan, kami hanya sedikit terlambat karena tadi ada pengamanan Kapolda," kilah Siti.
Di sisi lain, koordinator warga Munjungan, Sukaji, mengaku tindakan anarkis yang dilakukan sejumlah peserta aksi di luar kendalinya.
Ia menuding sikap pemerintah yang tidak segera menemui peserta aksi adalah pemicu utamanya.
"Kami tadi tidak berkeinginan masuk ke pendopo kalau perwakilan kami diterima di DPRD oleh pejabat pemegang kebijakan di sini. Namun karena tidak ditemui, kawan-kawan kemudian lepas kendali,"katanya.
"Mulyadi, mana janjimu waktu kampanye, jangan hanya omong kosong," seru pengunjuk rasa.
Demi mencegah tindakan yang lebih anarkis, seratus lebih personel kepolisian Trenggalek dibantu jajaran Satpol PP berusaha menghalau massa yang terus merangsek menuju ke dalam pendopo.
Namun langkah yang diambil polisi terkesan terlambat, terbukti peralatan antihuru-hara baru disiapkan ke lokasi setelah aksi perusakan mulai terjadi.
"Jumlah personel kami sudah cukup karena ada 150 anggota yang diterjunkan, kami hanya sedikit terlambat karena tadi ada pengamanan Kapolda," kilah Siti.
Di sisi lain, koordinator warga Munjungan, Sukaji, mengaku tindakan anarkis yang dilakukan sejumlah peserta aksi di luar kendalinya.
Ia menuding sikap pemerintah yang tidak segera menemui peserta aksi adalah pemicu utamanya.
"Kami tadi tidak berkeinginan masuk ke pendopo kalau perwakilan kami diterima di DPRD oleh pejabat pemegang kebijakan di sini. Namun karena tidak ditemui, kawan-kawan kemudian lepas kendali,"katanya.
Anto ((52th) Salah Satu Peserta
Demo ) Menuturkan, Kerusakan jalan Menuju Munjungan panjangnya mencapai 24 km
serta sepanjang 12 km rusak berat. Warga Munjungan sangat dirugikan secara
ekonomi dengan rusaknya jalan Tersebut. Bidang lain juga ikut terganggu seperti
sektor pendidikan dan kesehatan baik secara langsung maupun tidak langsung
imbuhnya
Menurut Sukaji, aksi unjuk rasa
ribuan warga Kecamatan Munjungan tersebut hanya bertujuan untuk menagih
komitmen Bupati Mulyadi yang berjanji melakukan perbaikan ruas jalan
Kampak-Munjungan. Ia menjelaskan, saat ini jalan utama menuju kecamatan paling
ujung di Trenggalek tersebut rusak berat, bahkan warga menyebut jalan raya tersebut
bagaikan sungai kering. "Kami menuntut yang rasional saja, kami tahu
kesulitan pemda, kami tahu kesulitan APBD dan kami juga menghargai sudah
mendapat alokasi, tapi mana empati bupati terhadap orang yang sakit harus
dikeluarkan dari ambulans dan terpaksa digotong karena jalan yang sulit,"
kata Sukaji. [ Rul 6 ]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar