Trenggalek OPSI
Oknum guru olahraga SMA N 1 KAMPAK di duga jadi makelar pengadaan kaos olahraga siswa kelas XI , Pasalnya menurut sumber informasi yang tak mau di sebutkan nama nya menuturkan, dalam pengadaan kaos olah raga siswa kelas XI SMAN 1 KAMPAK oknum guru yang kerap di sebut dengan nama pak agus awalnya sempat mengharuskan para sisiwa untuk pesan kaos pada dir nya, dan sempat mengancam akan memberi nilai kurang bagi yang tidak pesan padanya.
sungguh ironis dan tak patut di contoh apa yang telah di lakukan oknum guru tersebut [agus], atas ulah guru olah raga tersebut akirnya siswa kelas XI berontak dan curhat kepada salah satu wartawan OPSI, atas apa yang mereka alami di sekolah, pasalnya hal tersebut jelas jelas tidak benar dan melanggar peraturan yang ada. Beberapa siswa SMAN 1 KAMPAK yang tak mau di sebutkan nama nya menuturkan, mereka bingung atas ulah guru olahraga yang mewajibkan membeli kaos/order lewat guru olahraga, padahal harga nya cukup mahal dari pada harga di salah satu conveksi yang akan di pesani yang sesuai selera siswa kelas XI tersebut. Malahan ada yang bilang sempat ngancam nilai juga.
Setelah mendapat informasi dari masyarakat sekitar dan dari para siswa SMAN1 KAMPAK, wartawan OPSI mencoba konfirmasi kepada kepala sekolah SMAN 1 KAMPAK Bpk MURDANI. Sewaktu konfirmasi kepada kepala sekolah atas ulah oknum guru olah raga tersebut, MURDANI [Kasek SMAN 1 KAMPAK] menuturkan, bahhwa sekolah tidak mewajibkan siswa untuk pesan/order kaos olahraga lewat sekolahan ataupun lewat oknum salah satu guru, pasalnya, siswa di bebaskan untuk menggali kreatifitas sendiri untuk corak / motif kaos olah raga nya, siswa di bebaskan pesan/order dimanapun sesuai selera dan kreativitas masing masing. Dan kepala sekolah pun juga akan memanggil dan memberi peringatan atas ulah AGUS tersebut {oknum guru olahraga}, malahan kepala sekolah sangat berterima kasih atas informasi yang di berikan oleh wartawan OPSI .
Memang benar, selang beberapa hari setelah kepala sekolah memanggil AGUS [oknom guru olahraga], dia tak lagi mengancam nilai lagi terhadap siswa, AGUS pun menurunkan kan harga order kaos nya sama dengan harga harga yang diminati siswa, namun AGUS juga tetap melanjutkan BISNIS ORDERAN kaos olah raga tersebut, seakan sepertihalnya makelar atau bahasa keren nya BROKER. Dan seakan-akan AGUS menjadikan sekolahan sebagai ajang bisnis belaka untuk mengantongi keuntungan materi yang sebanyak banyak nya. Padahal sekolahan bukanlah sarana ajang bisnis, tetapi sekolah adalah sebagai sarana menuntut ilmu bagi siswa. [R 6]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar